Desain rustic selalu punya penggemar di kalangan masyarakat. Meskipun sekilas tampak kusam dan tidak terawat, namun nyatanya konsep desain interior rustic punya daya tarik sendiri. Kesan hangat dan alami yang sangat lekat dengan konsep interior satu ini, membuat banyak orang memilihnya sebagai desain interior untuk hunian mereka.
Mengenal Gaya Rustic: Dari Romawi Hingga Indonesia
Secara harfiah, rustic berasal dari kata rust atau karat. Menurut Arsitek Probo Hindarto, desain interior rustic merujuk pada desain interior dan arsitektur yang kuat dengan kesan alami. Kesan ini dimunculkan dari material-material yang ditata apa adanya, tanpa dihaluskan.
Misalnya kayu, batu, logam, dan semacamnya. Namun demikian, desain rumah rustic ini memberikan kesan hangat dalam huniannya.
Jika menilik balik sejarah, desain interior rustic sudah ada sejak era Romawi kuno hingga era Renaisans. Pada masa itu, fokus gaya rustic adalah batu kasar yang menjadi finishing pada facade. Kemudian dilengkapi dengan ornamen-ornamen tertentu.
Memasuki abad ke-18, gaya rustic bergeser pada konsep unfinished atau tidak selesai. Konsep ini diterapkan dengan bahan kayu yang kemudian dilapisi pasir sehingga mirip batu.
Selanjutnya, konsep desain interior rustic banyak berkembang di Amerika Serikat. Konsep desain ini semakin lekat dengan material yang ukurannya acak dan tidak rapi. Selain itu, tekstur menjadi kunci utama dalam konsep desain ini.
Tidak hanya di Amerika Serikat, desain interior rustic juga berkembang di Indonesia dengan diterapkannya pada rumah-rumah tradisional. Intinya, meskipun konsep desain interior rustic menjadi tren baru, sebenarnya sudah banyak diterapkan di Indonesia.

Ciri Desain Interior Rustic
Di era modern ini, desain interior rustic bisa dikombinasikan dengan desain lain. Bahkan cenderung mudah untuk memberikan aksen rustic pada hunian modern. Hunian modern dengan konsep minimalis dapat memiliki kesan rustic dengan menambahkan ornamen-ornamen rustic.
Misalnya saja seperti tirai, pigura foto, karpet linen, atau piring-piring tua yang ditempelkan di dinding sebagai hiasan. Lebih lanjut tentang desain rumah rustic, berikut beberapa ciri desain rumah rustic.
1. Kayu Tua adalah Kunci
Karakteristik utama desain interior rustic adalah penggunaan bahan-bahan alami yang mentah, atau minim olahan. Dalam hal ini yang paling sering ditemui adalah kayu tua atau kayu yang belum dihaluskan. Tekstur kasar akan menonjolkan sisi alami dari gaya rustic. Kayu akan menimbulkan kesan hangat dan kalem.
Selain itu, ada beberapa material lain yang bisa digunakan untuk melengkapi desain interior rustic. Misalnya, besi tempa, batu alam, dan batu bata. Material kain yang umum dijumpai dalam gaya rustic adalah kulit hewan, wol, linen, dan katun.
Material-material tersebut bisa diaplikasikan pada lantai, dinding, dan atap. Untuk kain, bisa digunakan untuk melengkapi furniture seperti lemari, meja, kitchen set, dan kursi. Anda pun juga bisa membuat dapur dengan konsep rustic ini. Untuk merealisasikannya, Anda hanya perlu bantuan dari jasa kitchen set Jogja untuk membantu mewujudkannya.
2. Earth Tone yang Hangat
Desain interior rustic sangat lekat dengan material alami seperti kayu dan bebatuan. Maka earth tone menjadi kombinasi warna paling pas dalam desain interior ini. Warna yang sering digunakan adalah cokelat, hijau, abu-abu, khaki, merah bata, oranye dan warna lainnya.
Warna earth tone tersebut menambahkan kesan hangat pada konsep desain interior rustic. Bisa juga menambahkan aksen warna kuning, oranye, dan merah supaya semakin meriah.
3. Putih Jadi Solusi
Interior rustic lekat dengan warna-warna alam yang hangat. Namun putih juga bisa dijadikan sebagai pilihan dan solusi untuk mewujudkan konsep desain ini. Mengapa memilih warna putih? Dinding putih akan memberikan kesan cerah dan ceria tapi tetap kalem.
Kesan ini yang lekat dengan rumah-rumah pedesaan pada zaman dahulu. Tidak hanya dari cat, warna putih juga bisa didapatkan dari kapur yang dihaluskan kemudian diaplikasikan pada dinding. Sehingga kesan alami dan jadulnya semakin kuat.

4. Penuh Variasi Tekstur
Konsep unfinished lekat dengan tekstur kayu yang masih kasar dan berongga. Jangan takut menambahkan tekstur lain pada desain rustic. Berikan variasi tekstur dari bahan-bahan kanvas, linen, atau wol.
Variasi tekstur ini bisa diaplikasikan pada pelapis kursi, selimut, atau karpet. Bisa juga ditambahkan pada ornamen-ornamen seperti keranjang anyaman bambu, lantai bebatuan, atau kursi dan furniture kayu.
5. Tambahkan Natural Elements
Untuk menguatkan kesan alami pada konsep desain interior rustic, tambahkan beberapa unsur-unsur alam atau natural elements. Semakin banyak natural elements, desain rustic akan membuat penghuni merasa sangat dekat dengan alam bebas.
Bisa dimulai dari instalasi kaca pada beberapa bagian seperti pintu, dinding, atau jendela. Tambahkan juga beberapa tanaman hijau dalam pot ke dalam ruangan. Bisa juga menambahkan ornamen berupa rangkaian bunga atau ranting-ranting pohon.
6. Memanfaatkan Barang Bekas
Desain rustic juga banyak peminatnya karena konsep ini lekat dengan daur ulang. Tidak perlu membeli barang-barang baru untuk mendapatkan konsep ini dalam hunian. Bisa dengan membeli barang-barang bekas di pasar loak. Bisa juga memanfaatkan furniture lama dari rumah orang tua.
Misalnya saja seperti lemari kayu, sofa, peti bekas, vas dan guci antik, atau semacamnya. Dengan demikian, anggaran untuk desain rumah rustic bisa ditekan dan dihemat.

Akhirnya, desain interior rustic selalu punya tempat di hati semua orang. Konsep ini membawa kesan hangat, alami, dan nostalgia. Semua perasaan dan kehangatan di masa lalu akan kembali dengan konsep desain interior ini.
Selain penuh kehangatan, biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan konsep ini juga cenderung lebih murah dan hemat. Konsultasikan saja mengenai konsep rustic ini bersama jasa interior Jogja dari Modifico.